Kenapa Pendeta Yeremia Dibunuh?
Beberapa hari sebelum Pendeta Yeremia dibunuh, telah terjadi beberapa insiden bersenjata antara aparat keamanan dengan kelompok pro-kemerdekaan Papua yang berujung pada terbunuhnya beberapa anggota TNI. Geram dengan insiden ini, Wakil Komandan Rayon Militer (Wadanramil) Persiapan Hitadipa mencurahkan amarahnya dengan menyisir pemukiman warga. Pendeta Yeremia menjadi salah satu orang yang diincar oleh aparat keamanan padahal jelas ia tidak pernah mengangkat senjata sekalipun.
Hingga pada tanggal 19 September 2020, Istri Pendeta Yeremia menemukan Pendeta Yeremia tertelungkup di kandang babi miliknya dengan luka tembak dan luka tusuk. Dengan nafas terakhirnya, Pendeta Yeremia berkata pada istrinya bahwa orang yang biasa mereka jamu di rumah mereka, seorang anggota tentara yang bertugas di Hitadipa telah menembaknya. Tengah malam hari itu, Pendeta Yeremia menghembuskan nafas terakhirnya.
Bantu Tuntut Keadilan Untuk Pendeta Yeremia dan Keluarganya!
Pendeta Yeremia dan 87 orang lainnya di Papua telah menjadi korban pembunuhan di luar hukum sepanjang tahun 2018 sampai sekarang yang hingga kini belum terselesaikan. Amnesty International mendefinisikan tindakan tersebut sebagai pembunuhan di luar hukum yang disengaja berdasarkan perintah, atau keterlibatan pemerintah.
Amnesty International tidak mengambil posisi apa pun akan status politik dari provinsi apa pun di Indonesia, termasuk seruan untuk kemerdekaan. Namun, kami percaya bahwa setiap orang yang hak hidupnya telah diambil secara tidak benar harus mendapatkan keadilan yang penuh.
Isi dan sebar petisi ini untuk menuntut keadilan bagi Pendeta Yeremia dengan mendesak Presiden Joko Widodo agar memerintahkan Kapolri untuk segera menyelesaikan kasus pembunuhan Pendeta Yeremia serta seluruh kasus pembunuhan di luar hukum yang terjadi di Papua dan juga memastikan pelaku dibawa ke pengadilan terbuka untuk umum demi menjamin keadilan bagi keluarga korban.